Sebelum kita menasihati dan memberi petunjuk kepada orang lain sepatutnya kita mulakan dengan diri sendiri. Bagaimana kita dapat menegakkan orang lain andai diri sendiri kepincangan? Bagaimana untuk kita merawat mereka sedang diri sendiri kesakitan? Bagaimana mahu kita membimbing mereka sedangkan diri sendiri buta?
Betapa bahagianya orang yang memperhatikan keaiban sendiri tanpa menyibukkan diri dengan mencari keaiban orang lain. Sesungguhnya, kita masing-masing punya kesalahan yang meliputi seluruh umur kita. Maka, adakah kita masih punya waktu untuk menyibukkan diri mencelah, mengkritik dan melukai orang lain?
Adakah kita dibebani syarak untuk mencari-cari kesalahan orang lain? Meneliti keburukan-keburukan dan menyingkap niat-niat mereka?
Sesungguhnya, di antara hikmat dan kebenaran ialah hendaklah kita bermula dengan diri kita yang ammarah bissu' (jiwa yang selalu mengajak kepada keburukan), mendidik dan membawanya kepada arah yang benar.
"Patutkah kamu menyuruh manusia supaya berbuat kebaikan, sedang kamu lupa akan diri kamu sendiri." [Al-Baqarah: 44]